Kalurahan Wunung

WUNUNG- Pada hari ini Kamis tanggal 23 Oktober 2025 Pemerintah Kabupaten Gunungkidul bersama Kementerian Agama Republik Indonesia resmi meluncurkan Kampung Zakat di Kalurahan Wunung, Kapanewon Wonosari. Kegiatan dihadiri sekitar 100 orang terdiri dari berbagai unsur masyarakat dan instansi terkait.

Kalurahan Wunung, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul resmi menjadi titik baru implementasi program strategis Kementerian Agama, yaitu Kampung Zakat. Peluncuran (Launching) ini dilakukan langsung oleh Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Zawa) Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Waryono Abdul Ghafur, Kamis (23/10/2025). Ajang ini dalam rangka upaya nyata meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui optimalisasi dana sosial keagamaan.

Dalam sambutannya, Prof. Waryono menekankan peran zakat dan wakaf sebagai instrumen sosial-ekonomi yang efektif dalam mengentaskan kemiskinan dan membangun kemandirian umat.

"Kampung Zakat ini bukan sekadar label, tetapi merupakan program kolaboratif multi-pihak yang bertujuan menjadikan masyarakat setempat sebagai subjek, bukan hanya objek penerima manfaat. Fokusnya adalah pada pemberdayaan, bukan sekadar pemberian," tegas Waryono.

Ia menyebutkan, saat ini Direktorat Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam memiliki setidaknya lima program kolaboratif utama yang dirancang untuk memperkuat tata kelola dan distribusi dana umat di seluruh Indonesia. “Yakni Beasiswa Baznas, Pengembangan Ekonomi Umat (PEU) berbasis KUA, Kota Wakaf, Kampung Zakat, dan Inkubasi Wakaf Produktif,” jelasnya.

"Kelima program ini harus berjalan sinergis dengan berbagai stakeholder, mulai dari Baznas, Lembaga Amil Zakat (LAZ), Kemenag di daerah, hingga Pemerintah Daerah, dengan tujuan tunggal meningkatkan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.

Dijelaskan Kepala Bidang Penais Zawa Kanwil Kemenag DIY, H. Nurhuda, S.Ag., M.S.I., menyampaikan apresiasi dan komitmen Kanwil Kemenag DIY untuk mendukung penuh program ini.

"Kami di Kanwil Kemenag DIY meminta seluruh stakeholder di daerah untuk memasifkan kolaborasi demi mengoptimalkan kinerja zakat dan wakaf. Kampung Zakat ini harus menjadi pilot project yang sukses dan berkelanjutan, bukan hanya di Wunung, tetapi menjadi inspirasi bagi kalurahan lain di DIY," ujar Nurhuda.

Ia menambahkan, penguatan peran Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai sentra layanan keagamaan dan pemberdayaan ekonomi umat juga akan terus didorong sejalan dengan program PEU berbasis KUA yang telah dicanangkan.

“Diharapkan, melalui program Kampung Zakat di Wunung ini, akan tercipta model kemandirian ekonomi masyarakat yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat peran Kemenag dalam mendukung pembangunan sosial-keagamaan di Daerah Istimewa Yogyakarta,” pungkas Nurhuda.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Gunungkidul diwakili oleh Kabag Kesra Setda Gunungkidul, Sujatmiko Nurhasyari.

Bupati menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Agama RI, Kemenag Gunungkidul, pengelola zakat, dan seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam mewujudkan inisiatif mulia ini.

Gerakan zakat bukan sekadar kewajiban keagamaan, tetapi juga strategi sosial dalam menanggulangi kemiskinan, memperkuat kemandirian masyarakat, dan menumbuhkan ekonomi umat berbasis solidaritas,” ujarnya.

Dengan peluncuran Kampung Zakat Wunung ini, diharapkan pengelolaan zakat di Gunungkidul dapat menjadi contoh praktik baik dalam membangun kesejahteraan umat dan memperkuat solidaritas sosial di tingkat akar rumput.